Jalanjalan.it.com – Benteng Belgica di Banda Neira, Maluku Tengah, menyimpan kisah sejarah kolonial Belanda dan menjadi destinasi wisata bersejarah yang memukau.
Di tengah gugusan Kepulauan Banda Neira, Maluku Tengah, berdiri megah Benteng Belgica, peninggalan kolonial Belanda yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah rempah-rempah Indonesia. Di kenal sebagai salah satu benteng terindah di Indonesia Timur, Benteng Belgica bukan hanya memiliki nilai sejarah tinggi, tetapi juga menawarkan panorama alam yang luar biasa.
Benteng ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke Banda Neira. Dari puncaknya, pengunjung dapat menikmati pemandangan spektakuler: hamparan laut biru, rumah-rumah penduduk yang khas, serta Gunung Api Banda yang berdiri gagah di seberang pulau.
BACA JUGA : Street Food Afrika yang Penuh Warna dan Rasa
Sejarah Singkat Benteng Belgica
Benteng Belgica di bangun pada tahun 1611 oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), perusahaan dagang Belanda yang berkuasa di Nusantara pada masa itu. Tujuan utama pendiriannya adalah melindungi kepentingan Belanda terhadap monopoli perdagangan pala dan fuli, dua rempah berharga yang menjadi komoditas utama Banda Neira.
Awalnya, benteng ini hanya berupa bangunan sederhana dari batu dan kayu yang di sebut Fort Nassau. Namun, karena pertahanan yang lemah, pada tahun 1673, Gubernur Jenderal Cornelis Speelman memerintahkan pembangunan kembali dengan struktur lebih kuat. Dari sinilah lahir Benteng Belgica, dengan desain segi lima yang terinspirasi dari gaya arsitektur militer Eropa abad ke-17.
Nama “Belgica” sendiri di ambil dari kata Latin untuk “Belanda”, melambangkan kekuasaan VOC di wilayah tersebut.
Arsitektur Unik dan Simbol Kekuasaan
Salah satu keunikan Benteng Belgica adalah desain geometrisnya yang berbentuk pentagonal (lima sisi). Setiap sisi di lengkapi menara penjaga dan lubang meriam yang dahulu di gunakan untuk mengawasi pergerakan kapal musuh.
Bagian luar benteng di kelilingi oleh parit pertahanan dan tembok tebal dari batu karang yang di susun rapi. Di bagian dalam, terdapat area barak, ruang penyimpanan amunisi, dan tempat tinggal serdadu VOC.
Arsitekturnya bukan hanya indah, tetapi juga fungsional. Dari menara pengintai, pandangan terbentang luas ke arah pelabuhan dan lautan Banda. Hal ini memungkinkan tentara Belanda untuk memantau aktivitas kapal asing sekaligus mengontrol pergerakan perdagangan rempah-rempah di wilayah tersebut.
Benteng Belgica juga menjadi simbol kekuasaan kolonial di Banda Neira. Di masa itu, penduduk lokal di wajibkan mematuhi sistem monopoli dagang yang keras, dan benteng ini berperan penting dalam menjaga dominasi VOC atas perdagangan pala dunia.
Benteng Belgica di Masa Kini
Kini, Benteng Belgica telah menjadi situs wisata sejarah yang di kelola oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Restorasi besar di lakukan untuk menjaga keaslian bentuk dan material bangunan. Meski sudah berusia lebih dari empat abad, struktur benteng masih berdiri kokoh dan mempesona.
Pengunjung yang datang akan di sambut oleh jalan batu yang menanjak menuju gerbang utama benteng. Di dalamnya, suasana tenang dan bayangan masa lalu terasa kental. Pemandangan dari atas menara menjadi daya tarik utama — terutama saat matahari terbit atau terbenam. Ketika cahaya keemasan berpadu dengan birunya laut Banda.
Bagi para pencinta fotografi dan sejarah, tempat ini merupakan surga kecil yang menyimpan banyak kisah. Beberapa ruangan di dalam benteng juga sering dijadikan lokasi pameran budaya dan kegiatan seni masyarakat Banda Neira.
Nilai Budaya dan Warisan Dunia
Benteng Belgica bukan sekadar monumen sejarah, melainkan juga bagian dari identitas masyarakat Banda Neira. Lokasinya yang berada di jantung kepulauan rempah menjadikannya saksi penting dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Pada tahun-tahun terakhir, Benteng Belgica diajukan sebagai Warisan Dunia UNESCO bersama dengan beberapa benteng VOC lain di Indonesia. Upaya ini bertujuan untuk melestarikan jejak sejarah kolonial sekaligus mengembangkan pariwisata budaya yang berkelanjutan.
Selain nilai sejarahnya, benteng ini juga melambangkan ketangguhan masyarakat Banda dalam menjaga warisan nenek moyang dan menjadikannya aset ekonomi serta pendidikan.
Aktivitas Wisata di Sekitar Benteng
Mengunjungi Benteng Belgica bukan hanya tentang menikmati arsitektur bersejarah, tetapi juga menjelajahi pesona Banda Neira secara menyeluruh. Beberapa aktivitas menarik yang dapat dilakukan di sekitar benteng antara lain:
- Menikmati Sunset di Puncak Benteng
Dari menara pengintai, Anda bisa melihat matahari terbenam dengan latar Gunung Api Banda yang menakjubkan. - Berjalan ke Benteng Nassau
Tidak jauh dari Belgica, terdapat Benteng Nassau, peninggalan VOC lain yang lebih tua. Keduanya bisa dikunjungi dalam satu perjalanan singkat. - Wisata Sejarah dan Budaya Banda Neira
Di sekitar benteng, pengunjung dapat mengunjungi rumah pengasingan Sutan Sjahrir dan Bung Hatta, dua tokoh nasional yang pernah tinggal di Banda Neira. - Menjelajah Laut Banda
Setelah puas menikmati sejarah, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan dengan snorkeling atau diving di perairan Banda yang terkenal jernih dan kaya biota laut.
Kesimpulan
Benteng Belgica di Banda Neira, Maluku Tengah, adalah bukti nyata kejayaan dan kompleksitas sejarah Nusantara di masa perdagangan rempah-rempah. Dengan arsitektur megah, panorama indah, dan nilai budaya yang mendalam, benteng ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang bangsa Indonesia dari masa kolonial hingga kini.
Mengunjungi Benteng Belgica bukan sekadar wisata, tetapi juga perjalanan untuk memahami identitas bangsa — tentang perjuangan, kebanggaan, dan keindahan yang tersimpan di jantung Banda Neira.

